Rabu, 12 April 2017
Penjelasan Utama Sebelum Menjadi Desainer Grafis
Di dunia, bahkan di Indonesia saat ini, desain grafis telah berkembang dengan sangat pesat seiring sejalan dengan perkembangan kemajuan peradaban manusia itu sendiri. Dahulu, pesan-pesan visual hanya dapat ditemukan dalam bentuk media dinding gua, kemudian dalam media kulit, lalu beralih ke kertas lontar. Beberapa waktu kemudian, berpindah berupa media-media bangunan seperti candi, gedung-gedung, hingga sekarang dalam media digital. Semuanya memiliki guna yang satu, yaitu untuk menyampaikan ‘sebuah pesan’ kepada orang lain.
Sekarang ini, peran desain grafis menempati posisi yang teramat penting. Apalagi, dalam dunia industri yang sangat mendominasi roda kehidupan manusia sebagaimana yang kita rasakan sekarang ini. Desain grafis berperan vital dalam membantu berbagai pihak yang ingin menggunakan media visual dalam menyampaikan suatu pesan.
Dilansir situs jasa company profile, desainer grafis sebagai pihak yang berkecimpung dalam dunia kreatif tentulah berkeinginan agar desain grafis mendapatkan apresiasi dan juga pengakuan yang layak dari masyarakat luas sebagai suatu terapan ilmu, keahlian, dan juga profesi. Namun, untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Masyarakat awam pada umumnya tidak tahu apa dan bagaimana itu desain grafis.
Desain grafis adalah pekerjaan yang membutuhkan proses. Dan prosesnya pun sangat panjang dan membutuhkan kreativitas tingkat tinggi untuk mengeksekusinya menjadi sebuah visual yang apik dan sesuai kaidah.
Penguasaan software memang kewajiban bagi desainer sekarang ini, tapi penguasaan software yang berfungsi untuk mengeksekusi sebuah karya hanyalah sebagian dari proses di antara belantara proses panjang lainnya. Lagipula, menjadi desainer tidaklah harus pintar menggambar secara manual. Kalaupun bisa menggambar, itu adalah suatu bonus tersendiri. Tapi, tak wajib untuk memiliki skill menggambar.
Desain grafis adalah seni terapan yang berfokus kepada fungsi penyampaian informasi. Desain grafis mengandung strategi komunikasi yang bertujuan untuk dimengerti, bukannya demi mendapat apresiasi.
Jadi, titik fokusnya lebih pada memberikan solusi kepada klien, bukan pada egoisme dan idealisme diri.
Desain grafis ditujukan agar audiens tergerak untuk melakukan apa yang diinstruksikan dalam sebuah karya, bukannya membuat target audiens terbengong lama-lama dengan mulut menganga mengagumi indahnya. “Wah, visual ini keren banget, ya!” Tapi, tujuan informasi yang ingin disampaikan kepada audiens justru tidak tersampaikan. Pada titik itu, berarti desainer grafis gagal menyampaikan sebuah visual.
Oleh karena itulah, unsur keindahan dan keefektifan harus berpadu dengan baik. Tidak boleh tercecer satu dengan yang lainnya. Desainer grafis dituntut untuk mencari solusi dan menemukan ide-ide yang tepat untuk memecahkan masalah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar