Jumat, 03 Februari 2017

5 Alasan Sebaiknya Anda Berhenti Menjadi Desainer Grafis



Sebagaimana sebuah profesi pada umumnya, desain grafis juga punya resiko-resiko tersendiri yang harus dihadapi oleh orang yang menggelutinya. "Wow, resiko!? Bukankah jadi desainer grafis itu menyenangkan? penuh dengan kreatifitas dan mungkin akan dianggap cool oleh sebagian orang". Kelihatannya seperti itu.


Namun faktanya, ada beberapa poin penting terkait resiko yang harus diperhitungkan desainer grafis terlebih jika Anda sudah mengalami hal-hal berikut ini, maka segeralah move on dan melepaskan profesi desain grafis yang sedang Anda geluti.

Adaptasi Dengan Segala Hal

Desainer grafis bahkan jasa desain company profile dituntut untuk beradaptasi secara maksimal untuk setiap projek yang digelutinya. Desainer grafis ibarat seekor bunglon, yang harus bisa menyesuaikan diri dengan baik dalam setiap projek. Oleh karena itu, pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang pun dibutuhkan. Hal ini yang membuat kenapa desain grafis merupakan profesi yang sangat berat. Jika sudah tidak bisa beradaptasi dengan sekitar? menyerahlah.



Memudarnya Keterampilan

Cukupkah menguasai software grafis seperti photoshop, illustrator dan corelDRAW saja untuk jadi desainer grafis? Tentu saja tidak. Karena mereka juga dituntut untuk memiliki keterampilan teknis seperti penguasaan software, desainer grafis juga dituntut untuk punya nilai estetika yang tinggi dan kemampuan mengaplikasikannya secara visual. Belum lagi harus menguasai prinsip-prinsip dasar desain dan dasar penggunaan elemen-elemen grafis didalamnya

Hidup Terasa Berat

Hidup terasa lebih berat ketika menjadi desainer grafis! Kenapa!? Lihat saja, ketika anda sedang jalan-jalan sore dan melihat berbagai media advertising di kanan dan kiri dengan tampilan visual yang menyakitkan mata, kebanyakan kita akan menggerutu. "Oh shit! Jelek sekali!"

Contoh lain, ketika beli DVD, lagi-lagi kita memaki karna font yang digunakan dalam cover DVD sangat norak dan ketinggalan jaman, lagi-lagi kita mengeluh dan menggerutu. Coba bayangkan, mungkinkah sehari saja kita tidak melihat media-media grafis seperti contih diatas? Itulah mengapa menjadi desainer grafis seperti mendadak melihat hantu dengan kata lain melihat sampah visual dimana-mana.

No Time To Rest

Ketika orang-orang dengan profesi lain bersantai dan bergembira ketika liburan, desainer grafis malah sibuk berpikir hal-hal kreatif dan menemukan ide-ide baru. Hal ini memang sama sekali bukan keharusan, desainer grafis tidak pernah dipaksa untuk berpikir saat tidak sedang bekerja. Tapi ketika kamu terjun lebih jauh kedalam bidang ini, kamu akan mendapatkan bahwa berpikir kreatif dan menemukan ide-ide baru adalah suatu kebutuhan dan tidak bisa dielakkan. Ooh.. bukankah itu berat? Dan Anda pun tidak memiliki waktu untuk beristirahat.

Who Care?

Orang-orang diluar sana tidak begitu tertarik dengan desain grafis. Desain grafis bukan suatu profesi yang cukup populer di Indonesia. Bayangkan! Begitu banyak yang harus dipelajari desainer grafis tapi tidak ada satu orang pun yang peduli. Hal ini bisa dilihat dari apresiasi masyarakat yang sangat rendah terhadap desain grafis. Mereka melihat desain grafis adalah profesi sambilan para siswa dan mahasiswa yang iseng dengan software-software grafis yang terinstall di komputer masing-masing.



Itulah sedikit informasi tentang alasan yang bisa saja terjadi saat Anda menjadi seorang desain grafis. Well, bagaimana dengan Anda? bagaimanakah jika kelima alasan diatas terjadi pada Anda, apakah Anda akan menyerah menjadi desainer grafis? share komentar Anda pada kolom komentar, ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar