Jumat, 03 Februari 2017

Fenomena Desain Gratis! Untung Atau Rugi, Sih?



Desain Gratis. Ini mungkin bukanlah hal baru dalam industri desain grafis di Indonesia. Memberikan layanan desain gratis banyak dilakukan oleh orang-orang yang bisa menggunakan software grafis semacam photoshop dan Illustrator dan menamakan diri mereka desainer.

Kontroversi seputar desain gratis ini pun kemudian merebak ke permukaan. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Maka wajar, ketika banyak orang yang memiliki kemampuan desain lebih di Indonesia setiap tahunnya harus gigit jari ketika apresiasi terhadap desain dari masyarakat cukup rendah.

Mau dikemanakan skill mereka itu nantinya jika terus-terus saja fenomena desain gratis ini merebak dan semakin banyak orang yang merasa bahwa desain grafis itu bukanlah sebuah profesi yang patut di apresiasi.



Desain Gratis, Why?

Desain grafis sama halnya seperti jasa desain logo, desainer baju atau pakaian dimana tidak semua orang bisa melakukannya. Pola dalam desain grafis sangat rumit dan membutuhkan konsep dan juga kreativitas di dalambnya. Lantas, kenapa banyak orang yang dengan sukarela berani memberikan jasa desain dengan cuma-cuma? Apa untungnya bagi mereka. Kami melihat ada beberapa faktor yang menjadikan fenomena ini semakin berkembang. Berikut ulasannya.

1. Prestise

Sebuah karya desain tentunya akan dihadapkan kepada publik dan dilihat oleh banyak orang. Ini akan menimbulkan rasa bangga (prestise) tersendiri bagi desainer yang membuatnya. Kondisi seperti ini biasa dirasakan desainer pemula yang baru belajar menggunakan software grafis, dan dapat order desain dari orang-orang terdekat (teman, tetangga, kerabat) tanpa bayaran alias gratis.

Ini tidak boleh terjadi, meskipun Anda masih merintis dan ada kepuasan tersendiri dari grafis yang pertama dibuat, tidak selayaknya kata-kata GRATIS ini keluar. Buatlah daftar harga tersendiri karena sekecil apapun grafis Anda, apresiasi terhadap itu harus selalu ada.

2. Menarik Pelanggan

Faktor terbesar yang paling mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap desain grafis adalah percetakan dan digital printing yang tersebar di penjuru Indonesia. Embel-embel seperti "desain gratis", "gratis desain", dan lainnya dibubuhkan oleh banyak percetakan untuk menarik banyak pelanggan.

Percetakan-percetakan tersebut juga mengalihkan biaya tersebut dengan menaikkan biaya produksi. Hal-hal seperti ini semakin memperkuat pola berfikir masyarakat bahwasanya desain grafis memang hanya pekerjaan ecek-ecek dan bisa dilakukan sembarang orang.

3. Charge from Anything Else

Di beberapa daerah, desain grafis belum dianggap sebuah sebuah profesi secara utuh sehingga layak dihargai. Kondisi ini terlihat dari beberapa desainer yang bekerja secara freelance namun sepertinya tabu untuk meminta design fee. Akibatnya, desainer mengalihkan biaya desain ke dalam fee produksi/percetakan. Kondisi ini membuat klien berfikir bahwa desain itu gratis walaupun mereka tetap harus membayar untuk itu.



Itulah sedikit informasi tentang desain gratis yang sebenarnya bukanlah sebuah hal yang baik bagi mereka yang bergerak dibidang desain grafis. Sudah sewajarnya Anda mendapatkan apresiasi dari apa yang sudah dibuat, dan desain gratis ini sungguh sangat tidak boleh terjadi jika memang Anda ingin meningkatkan dan mengembangkan profesi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar