Senin, 27 Maret 2017

Bagaimanakah Agar Desain Terlihat Lebih Profesional?


Proses kreatif dalam mendesain memerlukan sejumput faktor yang sebagian besarnya menitikberatkan pada sisi estetika dan feel dari hasil akhir desain. Desainer grafis dan profesi media kreatif lainnya selayaknya mulai sadar bahwa desain grafis tidak hanya 'mengumpulkan' pekerjaannya pada klien, tetapi juga harus mampu menunjukkan nilai jual pada tiap karyanya.



Dengan ini, posisi Anda sebagai desainer grafis profesional akan terbangun karena inilah faktor X yang harusnya dimiliki semua orang, karena sesimple apapun grafis Anda, profesionalitas haruslah dimiliki dan tidak boleh dilupakan untuk membangun branding yang tepat pada bisnis Anda.

Dalam artikel yang bersumber dari situs Skystar digital ini, Anda akan menemukan 5 poin, yang bila diaplikasikan pada desain yang nantinya akan menunjang pribadi Anda sebagai ahlinya grafis yang terlihat lebih profesional.


1. Minimalis

Masih banyak desainer grafis yang melakukan kesalahan remeh dalam mendesain, yaitu bekerja 'terlalu banyak'. Terlalu banyak di sini berarti menambahkan border, drop shadow, warna, dan elemen lain yang sebenarnya tidak diperlukan lagi. Dampaknya, desain terlihat memualkan.

Tahukah Anda bahwa saat ini desainer grafis cenderung berkiblat pada anggapan "less is more"? Elemen dalam desain seharusnya digunakan sehemat mungkin dengan penuh ketelitian untuk melahirkan sebuah desain yang berselera tinggi. Ingat, Anda mendesain untuk kepentingan klien, bukan untuk memamerkan kemampuan diri.

2. Gradasi

Memberikan gradasi warna pada desain Anda berkhasiat meningkatkan efektivitas dan visual interest dari desain itu sendiri. Perlu selera desain yang apik agar bisa menemukan gradasi warna yang sesuai, misalnya banyak objek yang tidak cocok dengan gradasi warna yang terlalu jauh, namun kita bisa memadukannya dengan objek lain untuk bisa menarik perhatian dengan mudah. Pakailah gradien sewajarnya untuk menambahkan kedalaman, nilai jual, dan poin ekstra dalam desain yang layak diapresiasi.

3. Konsistensi

Ini bisa jadi rangkuman dari beberapa prinsip dalam mendesain secara umum. Desain yang konsisten akan menghasilkan paduan yang kompak dan terlihat 'sudah selesai'. Ketika Anda sudah memiliki 'template' dalam mendesain, aplikasikan template tersebut setiap Anda bekerja, sehingga tiap karya yang Anda lahirkan akan memiliki signature Anda secara otomatis. Hal ini, tentunya, akan membuat desain Anda lebih impresif sekaligus menguatkan karakter Anda di depan klien.

4. Kontras

Sudah jelas, desainer grafis harus terus melatih kepekaannya, misalnya dalam memahami bahwa mata manusia terbiasa mengenali area dengan kontras yang tinggi terlebih dahulu. Kontras memang sangat mudah menarik perhatian, dan ini bukanlah kebetulan belaka. Dalam sebuah desain yang tidak memiliki kontras, orang-orang akan kesulitan menemukan mana bagian yang terpenting dan harus diperhatikan pertama kali. Empat metode yang paling sederhana dalam membuat kontras adalah dengan memanfaatkan perbedaan pada ukuran, warna, bentuk, dan posisi.

5. Kedalaman

Desain yang profesional dan realistis membutuhkan kedalaman alias depth. Beberapa cara untuk menambahkan kedalaman dalam desain meliputi: drop shadow, blurring, objek dan bentuk yang saling tumpang tindih, dan sebagainya.

Apa pentingnya kedalaman dalam desain? Pada dasarnya, kita dan semua benda di sekitar kita adalah objek tiga dimensi, namun di dalam layar monitor, hanya dua dimensi yang kasat. Hilangnya satu dimensi tersebut membuat desain menjadi hampa, tetapi hal itu tidak akan terjadi apabila desain dilengkapi dengan kedalaman yang tepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar