Selasa, 21 Maret 2017

Yuk Jadi Desainer Grafis Yang Beretika


Dokter, polisi, dan beragam profesi memiliki etika profesi khususnya. Lalu, apakah pekerja kreatif, seperti desainer grafis, juga memilikinya? Yes, tentu saja, namun sayangnya media kreatid dewasa ini belum ada aturan dan etika berseragam yang pasti layak disematkan kepada semua desainer grafis.



Etika dan peraturan sebenarnya sangat diperlukan di tiap peluang bisnis yang tercipta, apalagi dunia desain juga diisi oleh orang dewasa dengan segala emosi dan motif yang melatarbelakangi. Sama saja dengan profesi profesional lainnya, kan? Tak jarang pula banyak desainer grafis yang mengeluhkan ketidakprofesionalan yang ditunjukkan oleh kliennya, padahal mereka sudah melunasi kewajibannya dengan baik.

Namun Anda tidak perlu sedih karena ternyata seorang desainer yang pernah menelurkan karya-karyanya di Disney/Pixar, DC and Marvel Comics yang bernama Speider Schneider memiliki pandangan soal permasalahan etika bagi desainer grafis ini. Seperti yang dicantumkan dalam situs Skystar Digital, berikut informasi selengkapnya.


Etika Tidak Diajarkan pada Pendidikan Formal

Menurut Schneider, tidak semua pendidikan desain formal menyiapkan anak didiknya untuk menjadi desainer profesional.

Sangat sedikit sekali pendidikan formal yang menyuntikkan etika profesi bagi desainer yang ingin merintis di bidang industri profesional. Subyek etika profesi pun belum menjadi fokus utama dan seringkali para mahasiswa atau peserta didik hanya bisa mendengarkan pengalaman dosen atau tentornya saat menggeluti dunia industri profesional.

Kalau sudah begitu, berarti satu-satunya cara bagi pekerja kreatif untuk memperlajari etika profesi yang paling efektif hanyalah lewat pengalaman - yang mana tak selalu manis dan menyenangkan.

Etika itu Terlalu Fleksibel

Kalau Anda mau menelusuri, sebenarnya tidak ada etika yang sama yang diterapkan di banyak tempat. Apalagi bagi desainer grafis, yang notabene adalah pekerja kreatif, etika yang berlaku sudah pasti jauh berbeda dari industri lainnya.

Mengapa bisa begitu?

Steve Jobs, mantan CEO Apple Inc., bahkan pernah mendefinisikan pekerja kreatif sebagai "the Crazy Ones" karena dari mereka lah inovasi lahir. Meskipun Steve Jobs merasa kesulitan untuk mengontrol para profesional di bidang ini - karena tidak patuhnya mereka pada garis-garis kaku yang diciptakan oleh masyarakat, beliau sangat bangga dan lebih senang bekerjasama dengan mereka.

"... the ones who are crazy enough to think that they can change the world, are the ones who do," ujar mantan CEO yang pernah hengkang dari Apple Inc. lalu kembali lagi itu.

Di sisi lain, saat klien mengesampingkan hak milik desainer grafis, seperti menangguhkan pembayaran atau menghentikan proyek di tengah jalan, mereka memang melanggar etika dan menunukkan profesionalitas kerja. Namun, Anda harus menyadari akan adanya potensi seperti ini dan menyiapkan jalan keluarnya, misalnya dengan menandatangani kontrak kerja. Kira-kira, seperti itu lah akibat terlalu fleksibelnya etika yang berlaku di dunia desain.

Schneider juga berpesan bahwa ketika Anda menemui orang yang tidak bersikap profesional, maka jalan terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menjauhinya. Begitu juga ketika Anda merasa mulai dijauhi oleh mitra kerja, berarti ada yang salah dari diri Anda di mata mereka.


Lalu, Sudahkah Anda Menjadi Desainer Beretika?

Setelah mengetahui cacatnya etika yang berlaku di dunia desain, bagaimana Anda bisa menilai diri Anda sendiri sebagai profesional yang beretika? Etika dan moral yang berlaku pada masyarakat sebenarnya didasari pada bagaimana tiap individu memandang individu lainnya. Jadi, pastikan etika itu haruslah ditanamkan dalam diri kita terlebih para desainer yang dalam hal ini memiliki tugas yang krusial dengan klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar