Jumat, 31 Maret 2017

Bisakah Seorang Desainer Menjual Ide Dalam Desainnya?


Jika diibaratkan, ide seorang desainer grafis itu ibaratkan sebuah harta karun yang susah ditemukan namun memiliki nilai yang sangat berharga di dalamnya. Sayangnya, tidak semua desainer yang kita ibaratkan seorang 'pemburu' mau berkorban besar untuk harta karun tersebut.



Menghabiskan banyak uang untuk desain berkualitas rasanya memang berat sekali bagi sebagian besar orang. Hal ini dikarenakan edukasi akan pentingnya desain belum merata di masyarakat, terutama di kalangan para entrepreneur baru, apalagi masih banyak dari mereka yang berpemikiran result-oriented. Inilah mengapa menjual ide bagi desainer di negara ini, menjadi tantangan terberat.

Dalam artikel yang dilansir situs desain grafis skystar digital, desain adalah investasi, namun desain bukanlah komoditi. Dalam artikel kita ini, akan dijelaskan beberapa cara yang bisa digunakan sebagai jalan untuk memasarkan ide Anda dengan kata lain, cara menjual ide dalam sebuah desain.

1. Show, Not Tell

Jika Anda mengaku sebagai ‘man of ideas’, realisasikan! Klien Anda tidak butuh hasil kerja abstrak. Dalam mendesain, setelah merampungkan brainstorming, segeralah eksekusi konsep Anda secara visual. Meminta pendapat dari rekan kerja juga perlu demi mematangkan buah pemikiran Anda. Kemudian presentasikan konsep visual Anda secara jelas agar bisa ditangkap oleh klien.


2. Portofolio

Jika Anda ingin memperlihatkan ide yang briliant yang berada di dalam otak Anda, tunjukan pada klien dan realisasikan dalam portofolio. Secara percaya diri, tunjukan karya-karya berkualitas Anda ketika bekerja pada klien yang lalu atau beberapa contoh desain dari project iseng yang pernah Anda buat, kemudian jelaskan di depan klien Andan mengenai mengapa karya tersebut memiliki daya jual.

3. Bangun Kerjasama

Dengan berada di lingkungan bersama para profesional atau pekerja media kreatif lainnya, pemikiran Anda bisa semakin terbuka dan kreativitaspun bisa di dapatkan. Bahkan, menjalin komunikasi yang positif dengan mantan klien pun dirasa perluu untuk sekedar menambah wawasan atau promosi diri sendiri hingga kemampuan Anda tersebar diluar lingkar sosial Anda.

4. Terima Kritik

Seperti kata orang, kritik bagaikan pil, pahit tetapi menyehatkan kita. Seorang desainer harus membuka mata dan hati. Kritik pedas pasti mendarat pada beberapa karya kita. Apalagi, di dalam dunia desain, tidak ada yang absolut

5. Sabar

Ini adalah soal proses. Anda harus punya stok kesabaran karena desain – dan semua karya kreatif lainnya – membutuhkan revisi yang tidak cukup sekali. Jagalah komunikasi dengan klien Anda lewat telepon atau email untuk mengarahkan desain pada jalur yang tepat. Jangan terlalu gegabah dengan mengambil banyak tawaran klien juga, karena dapat berakibat pada tidak matangnya konsep dan kurangnya kreativitas pada setiap sentuhan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar